Minggu, 14 April 2013

UN 2013 Mundur, Poin Minus untuk Pak Menteri


Oleh Arbai Kediri


SELAMA enam belas tahun mendedikasikan diri sebagai pendidik, baru tahun ini menemui UN (Ujian Nasional) ditunda secara masal di 11 propinsi (1,1 juta peserta). Satu kata untuk mengekspresikan kondisi ini, SEMBRONO !. Jelas saja saya merasa gemas, geram, gondhok dan jengkel.
Memang kelulusan siswa tidak semata-mata didasarkan pada hasil UN (unsur yang jadi pertimbangan lain adalah nilai raport, nilai ujian sekolah/madrasah dan nilai praktikum), tapi sebagai gong-nya UN masih tetap menjadi prioritas pertimbangan kelulusan. Disini arti penting kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta evaluasi UN. Sehingga mestinya pelaksanaan UN dari tahun ke tahun dapat  lebih baik. Masyarakat awam tidak perlu tahu “ruwetnya” tender/lelang percetakan, repotnya membuat soal 20 paket, rumitnya distribusi naskah soal dan lembar jawaban komputer serta tetek-bengek kepengawasan dan kepanitian. Yang terpenting bagi masyarakat umum adalah ujian berjalan lancar, syukur-syukur semua peserta UN lulus.
Beberapa media menyebutkan bahwa ditundanya pelaksanaan UN SMA/MA/SMK adalah karena persoalan teknis percetakan dan distribusi (yang seperti ini nih bakal jadi makanan empuk KPK). Justru disinilah letak kesembronoannya. Bukankah ini sudah menjadi rutinitas tahunan, sehingga lebih mudah mengantisipasi jadwal ?.
Anyway, ini poin minus untuk Pak Menteri. Siap-siap saja dijewer Pak bos !

Baca Juga :

Tidak ada komentar: