Perbandingan Sekolah Favorit dan Sekolah Pinggiran
No
|
Sekolah Negeri / Favorit
|
Sekolah “Pinggiran”
|
1
|
Inputnya selektif, siswa berprestasi yang bisa masuk
|
Inputnya seadanya, “eliminasi” dari sekolah negeri/favorit
|
2
|
Orangtua siswa berpendidikan dan peduli dengan pendidikan anaknya
|
Orang tua siswa “kurang” berpendidikan, dan kurang peduli dengan
pendidikan anaknya
|
3
|
Sebagian besar ekonomi orang tuanya mapan
|
Sebagian besar ekonomi orang tuanya pas-pasan
|
4
|
Lokasi sekolah di tempat strategis, mudah untuk mengakses fasilitas
penunjang
|
Kebanyakan lokasinya kurang strategis, cukup jauh dengan fasilitas
penunjang
|
5
|
Fasilitas sekolah memadai, laboratorium dan perpustakaan lengkap
|
Fasilitas sekolah banyak yang mengenaskan, laboratorium dan
perpustakaan memperihatinkan
|
6
|
Guru-gurunya mayoritas sesuai dengan latar belakang pendidikannya
|
Banyak guru yang “terpaksa” mengajar pelajaran yang tidak sesuai
dengan ijazahnya
|
7
|
Waktu luang siswa (sepulang
sekolah) banyak dimanfaatkan untuk belajar di bimbingan belajar
|
Waktu luang siswa (sepulang
sekolah) banyak dimanfaatkan untuk membantu orang-tua
|
8
|
Operasional sekolah didanai oleh APBN/APBD
|
Operasional sekolah lebih banyak bergantung kepada SPP siswa
|
9
|
STANDAR KELULUSAN SAMA LEWAT UN
|
Kalau melihat "tabel sederhana" di atas, mencermati poin 1 - 8, terus ditutup dengan poin 9, memang ada kejanggalan. Adalah fakta bahwa pemerintah masih belum bisa 100 % memfasilitasi anak-anak bangsa untuk belajar di sekolah negeri. Makanya kehadiran sekolah swasta (termasuk sekolah pinggiran) tidak boleh dipandang sebelah mata untuk membantu kewajiban pemerintah untuk mencerdaskan warga negaranya. Kalau ada sekolah/madrasah swasta yang bisa bersaing dengan sekolah/madrasah negeri, itu bagus ! Tapi masih banyak juga sekolah/madrasah "pinggiran" yang penuh dengan keterbatasan.
Kesimpulannya, tidak adil memaksakan Ujian Nasional (UN) sebagai standar kelulusan bagi semua murid. (arbai)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar