Rabu, 05 Februari 2014

Cerita dari Facebook

 5 Februari 2014
[Ketua RT]
 
PERNAH begitu ingin kumelupakan ceritaku yang ini. Dan menganggap kejadian ini tidak pernah ada. Namun selalu ada yang menanyakan, dan mengingatkanku kembali. Ya sudah, sekalian saja kubuat suatu pengingat. Pengingat dalam bentuk tulisan, untuk diambil hikmahnya. Olehku dan siapapun.
Alkisah dulu aku pernah mendaftarkan diri sebagai perangkat desa. Tepatnya untuk posisi S di Desa K Kecamatan K Kabupaten K (kalau disingkat jadi SDKKKKK atau SDK5, hihihi)
Singkatnya, total pendaftar 5 orang dengan latar belakang pendidikan beragam, 1 orang tamat SMP, 2 orang tamat SMA dan 2 orang Sarjana S1.
Tahap pertama, ujian tulis meliputi pengetahuan umum, agama, matematika dan bahasa Indonesia. Dari 5 peserta dinyatakan lolos 3 orang, dan berhak mengikuti ujian tahap dua.
Sejak awal sebenarnya aroma kolusi sudah terasa. Terasa tapi tidak teraba. Ada tapi kasat mata. Antara ada dan tiada, tidak kentara. Belibet ya bahasanya. Sudahlah, bagiku, anggap saja uji nyali.
Tiba saatnya ujian tahap dua, ujian lesan bagi 3 orang peserta calon jadi. Sebelumnya kucoba untuk mendebat panitia. Kutanyakan komposisi penguji yang terdiri dari kepala desa, ketua dan wakil BPD. Bagaimana tidak berprasangka, ketua BPD adalah kakaknya peserta 1. Wakil ketua BPD adalah suaminya peserta 2. Hanya aku seorang (peserta 3) yang "yatim-piatu".
Panitia bersikukuh, tidak menerima protes dan keluhan. Komposisi penguji tidak berubah.
Sebelum memasuki ruang ujian, sempat kumendekati "calon pasti jadi" dan menanyakan habis berapa uang untuk nyogok. Dia membantah, mukanya merah padam. Toh, the show must go on. Hmm.

Penguji 1 : Mengapa orang Islam harus shalat?
Arbai : Allah menciptakan jin dan manusia agar mereka beribadah kepadaNya. Shalat adalah tiang agama, ibadah yang utama.
Penguji 1 : Jawaban kurang tepat. Yang benar karena shalat adalah rukun islam yang kedua!
Haaa...!
Penguji 2 : Sebutkan nama-nama anggota BPD!
Arbai : .... ? (eits, kasih tau ga ya?)
Penguji 2 : Siapa nama ketua RT 16 ?
Arbai : .... ? (Ha... kepo loe)

Bubar bubar bubar .... stop ujian lesan ... ga jadi SDK5 ga path**'èn... bubar bubarrrrr....! Hrrggghhh......
Si Arbai ngeloyor pergi, ga sudi meneruskan lelucon ! Hhuuuhhh.... !!!


4 Februari 2014
[Blackberry]
 
BERCANDA silakan, tapi musti di saat dan tempat yang tepat. Kalau tidak, "blackberry" Anda bisa diembat maling !
Ceritanya, aku bersama empat orang teman kantor lagi tugas dinas ke Padang Sumbar. Urusan kerjanya tidak aku tulis di sini, pamali ! Aku mau nulis yang behind the scenes, tentang oleh-oleh. Secara aku kalau pergi kemana-mana tidak mau terbelenggu dengan urusan oleh-oleh. So, oleh-olehku sekedarnya saja. Tapi tidak demikian dengan teman-temanku yang empat orang tadi. Pada heboh bungkus krupuk kulit, keripik balado, keripik sanjai, bumbu padang dll. Dikemas dengan pelbagai ukuran.
Saat di pesawat, sebagian besar kemasan oleh-oleh dimasukkan ke bagasi. Hanya satu dua bungkus yang dimasukkan ke tas tenteng / rangsel untuk camilan selama perjalanan pulang.
Nah ketika sampai di Bandara Juanda, sambil menunggu barang yang di bagasi dikeluarkan kita bercanda seperti biasa. Candaan terus berlanjut saat ban berjalan sudah berputar membawa barang milik penumpang.
Dari jarak 15-an meter kita sudah mengenali barang kita.
"Itu yang besar milikku!", kata AW (inisial saja ya) sambil menunjuk barangnya.
"Yang kecil itu punya mas TS!", ujarku.
"Biar kecil ga papa, tapi isinya kan blackberry", canda temanku yang lain. Ini mencandai mas TS yang kebelet beli blackberry murah saat di ranah minang, tapi tak terwujud.
Rupanya candaan kita ditindaklanjuti oleh sang garong. Walhasil bungkusan oleh-oleh kripik sinjai milik mas TS sirna tak berbekas. Complain ke pihak bendahara juga tidak ada hasilnya. Ya sudah ...


Cerita yang lain, klik di sini !

Tidak ada komentar: