5 Februari 2014
[Ketua RT]
PERNAH begitu ingin kumelupakan ceritaku yang ini. Dan menganggap
kejadian ini tidak pernah ada. Namun selalu ada yang menanyakan, dan
mengingatkanku kembali. Ya sudah, sekalian saja kubuat suatu pengingat.
Pengingat dalam bentuk tulisan, untuk diambil hikmahnya. Olehku dan
siapapun.
Alkisah dulu aku pernah mendaftarkan diri sebagai perangkat desa. Tepatnya untuk posisi S di Desa K Kecamatan K Kabupaten K (kalau disingkat jadi SDKKKKK atau SDK5, hihihi)
Singkatnya, total pendaftar 5 orang dengan latar belakang pendidikan
beragam, 1 orang tamat SMP, 2 orang tamat SMA dan 2 orang Sarjana S1.
Tahap pertama, ujian tulis meliputi pengetahuan umum, agama, matematika
dan bahasa Indonesia. Dari 5 peserta dinyatakan lolos 3 orang, dan
berhak mengikuti ujian tahap dua.
Sejak awal sebenarnya aroma kolusi
sudah terasa. Terasa tapi tidak teraba. Ada tapi kasat mata. Antara ada
dan tiada, tidak kentara. Belibet ya bahasanya. Sudahlah, bagiku,
anggap saja uji nyali.
Tiba saatnya ujian tahap dua, ujian lesan
bagi 3 orang peserta calon jadi. Sebelumnya kucoba untuk mendebat
panitia. Kutanyakan komposisi penguji yang terdiri dari kepala desa,
ketua dan wakil BPD. Bagaimana tidak berprasangka, ketua BPD adalah
kakaknya peserta 1. Wakil ketua BPD adalah suaminya peserta 2. Hanya aku
seorang (peserta 3) yang "yatim-piatu".
Panitia bersikukuh, tidak menerima protes dan keluhan. Komposisi penguji tidak berubah.
Sebelum memasuki ruang ujian, sempat kumendekati "calon pasti jadi" dan
menanyakan habis berapa uang untuk nyogok. Dia membantah, mukanya merah
padam. Toh, the show must go on. Hmm.
Penguji 1 : Mengapa orang Islam harus shalat?
Arbai : Allah menciptakan jin dan manusia agar mereka beribadah kepadaNya. Shalat adalah tiang agama, ibadah yang utama.
Penguji 1 : Jawaban kurang tepat. Yang benar karena shalat adalah rukun islam yang kedua!
Haaa...!
Penguji 2 : Sebutkan nama-nama anggota BPD!
Arbai : .... ? (eits, kasih tau ga ya?)
Penguji 2 : Siapa nama ketua RT 16 ?
Arbai : .... ? (Ha... kepo loe)
Bubar bubar bubar .... stop ujian lesan ... ga jadi SDK5 ga path**'èn... bubar bubarrrrr....! Hrrggghhh......
Si Arbai ngeloyor pergi, ga sudi meneruskan lelucon ! Hhuuuhhh.... !!!
4 Februari 2014
[Blackberry]
BERCANDA silakan, tapi musti di saat dan tempat yang tepat. Kalau tidak, "blackberry" Anda bisa diembat maling !
Ceritanya, aku bersama empat orang teman kantor lagi tugas dinas ke
Padang Sumbar. Urusan kerjanya tidak aku tulis di sini, pamali ! Aku mau
nulis yang behind the scenes, tentang oleh-oleh. Secara aku kalau pergi
kemana-mana tidak mau terbelenggu dengan urusan oleh-oleh. So,
oleh-olehku sekedarnya saja. Tapi tidak demikian dengan teman-temanku
yang empat orang tadi. Pada heboh bungkus krupuk kulit, keripik balado,
keripik sanjai, bumbu padang dll. Dikemas dengan pelbagai ukuran.
Saat di pesawat, sebagian besar kemasan oleh-oleh dimasukkan ke bagasi.
Hanya satu dua bungkus yang dimasukkan ke tas tenteng / rangsel untuk
camilan selama perjalanan pulang.
Nah ketika sampai di Bandara
Juanda, sambil menunggu barang yang di bagasi dikeluarkan kita bercanda
seperti biasa. Candaan terus berlanjut saat ban berjalan sudah berputar
membawa barang milik penumpang.
Dari jarak 15-an meter kita sudah mengenali barang kita.
"Itu yang besar milikku!", kata AW (inisial saja ya) sambil menunjuk barangnya.
"Yang kecil itu punya mas TS!", ujarku.
"Biar kecil ga papa, tapi isinya kan blackberry", canda temanku yang
lain. Ini mencandai mas TS yang kebelet beli blackberry murah saat di
ranah minang, tapi tak terwujud.
Rupanya candaan kita
ditindaklanjuti oleh sang garong. Walhasil bungkusan oleh-oleh kripik
sinjai milik mas TS sirna tak berbekas. Complain ke pihak bendahara juga
tidak ada hasilnya. Ya sudah ...
Cerita yang lain, klik di sini !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar