“ Nilai Matematika dan Bahasa Inggris anak
saya tidak ada masalah, tapi nilai Bahasa Jawa-nya kurang memuaskan “.
Kalimat di atas adalah curahan
hati seorang ibu yang sedang galau tentang prestasi akademik anaknya di
sekolah. Banyak orang berpendapat bahwa mata pelajaran Matematika dan Bahasa
Inggris masuk dalam kategori pelajaran sulit. Hla si-ibu yang ini malah
mengeluhkan nilai Bahasa Jawa – nya.
Pasti ada yang tidak beres !
Sebenarnya Anda atau siapapun
sudah mendapatkan jawaban dengan sendirinya begitu membaca judul tulisan di
atas. Masalahnya justru seberapa berani Anda menindaklanjuti jawaban Anda.
Kalau memang apa yang Anda putuskan dan lakukan selama ini sudah dirasa tepat,
dan Anda tetap bersikukuh untuk mempertahankannya maka Anda tidak perlu merasa
galau.
Bahasa disamping ilmu, juga
merupakan sarana komunikasi. Bahasa apapun itu, kalau semaksimal mungkin
dimanfaatkan sebagai alat komunikasi maka relatif tidak akan menemui
permasalahan.
Beberapa Bahasa Ibu (misalnya
Bahasa Jawa, Sunda, Madura dll) memiliki beberapa keunggulan, yaitu :
- Mudah menemukan kosa kata spesifik lokasi. Dalam bahasa Jawa dikenal, misalnya, kosa kata bluluk, cengkir dan degan untuk menyebut kelapa muda / calon kelapa. Kosa kata ini memang diperlukan di daerah pedesaan karena benda-benda itu sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
- Menjunjung tata – krama dan adab sopan – santun. Adanya tingkatan – tingkatan dalam pemakaian kosa kata mendorong si –pemakainya dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat. Berbahasa dengan orang yang lebih tua akan berbeda dengan orang sebaya atau dibawahnya (dari segi umur atau strata sosial)
Keunggulan bahasa ibu di atas
tidak ditemukan dalam bahasa Indonesia. Sehingga “pemaksaan” pemakaian Bahasa Indonesia untuk komunikasi
sehari-hari akan meninggalkan masalah, setidaknya akan melewatkan
keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh bahasa ibu.
Akhirnya, kalau memang
menginginkan anak kita mendapatkan nilai yang baik pada mata pelajaran bahasa
daerah, mari kita praktekkan berbahasa daerah yang baik dalam kehidupan
sehari-hari. Kalau kita tidak mau melakukan itu, maka kita tidak perlu “galau”
dengan nilai yang diraih anak kita. Karena itu adalah resiko atas apa yang kita
lakukan. [Arbai]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar